1)
Bunga mawar: tumbuhan tertentu mengeluarkan bau yang khas untuk menarik
serangga. Serangga dapat membantu proses penyerbukan.
2) Kembang sepatu: tumbuhan mengeluarkan nektar pada bunga untuk
2) Kembang sepatu: tumbuhan mengeluarkan nektar pada bunga untuk
3) Tanaman cemara: mengeluarkan metabolit sekunder berupa alelopati yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya.
4) Tanaman sukun: mengeluarkan metabolit sekunder berupa alelopati yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya.
5) Tanaman kaktus: yang hidup di gurun yang panas dan kekurangan air, akan mempunyai struktur adaptasi khusus dengan struktur sel yang dapat menampung cadangan air.
Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Melalui Adaptasi, Seleksi Alam Dan Perkembangbiakan 9.1
Adaptasi pada Hewan dan Tumbuhan
Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi adalah
penyesuaian bentuk tubuh. Struktur tubuh. atau alat-alat tubuh organisme
terhaclap lingkungannya. Kamu dengan mudah dapat mengamati adaptasi morfologi
karena perubahan yang terjadi merupakan perubahan bentuk luar. Contoh adaptasi
morfologi adalah sebagai berikut.
- Adaptasi Morfologi pada Hewan
Mengapa
bentuk paruh burung bermacam-macam?, bentuk paruh burung bermacam-macarn
disesuaikan dengan jenis makanannya. Burung paruhnya sesuai untuk makan
biji-bijian. Burung kolibri, paruhya sesuai untuk mengisap madu dari bunga.
Burung pelikan, paruhnya sesuai untuk menangkap ikan. Burung elang, paruhnya
sesuai untuk mengoyak daging mangsanya. Burung pelatuk. paruhnya sesuai untuk
memahat batang pohon dan menangkap serangga di dalamnya. Adaptasi morfologi
pada burung juga dapat dilihat pada macam-macam bentuk kakinya.
- Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan
Berdasarkan
tempat hidupnya, tumbuhan dibedakan menjadi sebagai berikut.
1. Xeroflt, yaitu tumbuhan yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kering, contohnya kaktus. Cara
adaptasi xerofit. antara lain mempunyai daun berukuran kecil atau bahkan tidak
berdaun (mengalami modifikasi menjadi duri), batang dilapisi lapisan lilin yang
tebal, dan berakar panjang sehingga berjangkauan sangat luas.
2. Hidrofit. yaitu tumbuhan yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan berair, contohnya teratai. Cara adaptasi
hidrofit, antara lain berdaun lebar dan tipis, serta mempunyai banyak stomata.
3. Higrofit, yaitu tumbuhan yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan lembap, contohnya tumbuhan paku dan lumut.
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi
fisiologi adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh organisme terhadap
lingkungannya. Kamu tidak mudah mengamati adaptasi fisiologi karena adaptasi
fisiologi menyangkut fungsi alat-alat tubuh yang umumnya terletak di bagian
dalam tubuh. Contoh
adaptasi fisiologi adalah sebagai berikut.
adaptasi fisiologi adalah sebagai berikut.
- Adaptasi Fisiologi pada Manusia
1. Jumlah sel darah
merah orang yang tinggal di pegunungan lebih banyak jika dibandingkan dengan
orang yang tinggal di pantai/dataran rendah.
2. Ukuran jantung para
atlet rata-rata lebih besar dari pada ukuran jantung orang kebanyakan.
3. Pada saat udara
dingin, orang cenderung lebih banyak mengeluarkan urine (air seni).
- Adaptasi Fisiologi pada Hewan
Berdasarkan
jenis makanannya, hewan dapat dibedakan menjadi karnivor (pemakan daging).
herbivor memakan tumbuhan), serta omnivor (pemakan daging dan turnbuhan). Penyesuaian
hewan-hewan tersebut terhadap jenis makanannya. antara lain terdapat pada
ukuran (panjang) usus dan enzim pencernaan yang berbeda. Untuk mencerna
tumbuhan yang umumnya mempunyai sel-sel berdinding sel keras, rata-rata usus
herbrvor lebih panjang daripada usus karnivor:
- Adaptasi Fisiologi pada Tumbuhan
1. Tumbuhan yang
penyerbukannya dibantu oleh serangga mempunyai bunga yang berbau khas.
2. Tumbuhan tertentu
menghasilkan zat khusus yang dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain atau
melindungi diri terhadap herbivor. Misalnya. semak azalea di Jepang
menghasilkan bahan kimia beracun sehingga rusa tidak memakan daunnya.
Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi
tingkah laku adalah penyesuaian organisme terhadap lingkungan dalam bentuk
tingkah laku. Kamu dapat dengan mudah mengamati adaptasi ini. Contoh adaptasi
tingkah laku adalah sebagai berikut.
- Adaptasi Tingkah Laku pada Hewan
1. Bunglon melakukan
mimikri, yaitu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna
lingkungan/tempat hinggapnya. Dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan
lingkungannya, bunglon terlindung dari pemangsanya sekaligus tersamar dari
hewan yang akan dimangsanya. Dengan demikian, bunglon dapat terhindar dari
bahaya dan sekaligus lebih mudah menangkap mangsanya.
2. Cumi-cumi
mengeluarkan tinta/cairan hitam ketika ada bahaya yang mengancamnya. Cumi-cumi
juga mampu mengubah-ubah warna kulitnya sesuai dengan warna lingkungannya.
3. Secara berkala, paus
muncul di permukaan air untuk menghirup udara dan menyemprotkan air. Paus
melakukan tindakan demikian karena alat pernapasannya berupa paru-paru tidak
dapat memanfaatkan oksigen yang terlarut di dalam air.
4. Dalam keadaan bahaya,
cecak melakukan autotomi, yaitu memutuskan ekornya. Ekor cecak yang terputus
tetap dapat bergerak sehingga perhatian pemangsanya beralih pada ekor tersebut
dan cecak dapat menyelamatkan diri.
- Adaptasi Tingkah Laku pada Tumbuhan
1. Pada saat lingkungan
dalam keadaan kering, tumbuhan yang termasuk suku jahe-jahean akan mematikan
sebagian tubuhnya yang tumbuh di permukaan tanah.
2. Pada musim kemarau.
tumbuhan tropofit, misalnya pohon jati dan randu, menggugurkan daunnya.
Seleksi Alam
Seleksi
alam adalah proses di alam. Misalnya perubahan lingkungan. Persaingan
antarorganisme. dan proses makan dimakan. yang dapat memilih organisme yang
dapat bertahan hidup atau tidak dapat bertahan hidup di alam.
Di Kepulauan Galapagos juga terdapat contoh adanya seleksi alam yang lain. Kaktus yang hidup di pulau yang tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus yang hidup di pulau yang dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan batang tebal dan tinggi serta dilindungi oleh duri yang keras dan kaku. Organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya. organisme yang tidak berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah. Contoh organisme yang punah karena seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori berusaha menjelaskan punahnya dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus punah karena jutaan tahun yang lalu sebuah meteor menabrak bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan hebat yang mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu ke atmoster. Debu tersebut menghalangi sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya, banyak tumbuhan mati. Dinosaurus yang herbivor tidak mendapatkan makanan dan mati. Dinosaurus pemakan daging yang tidak mendapat mangsa akhirnya punah.
Di Kepulauan Galapagos juga terdapat contoh adanya seleksi alam yang lain. Kaktus yang hidup di pulau yang tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus yang hidup di pulau yang dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan batang tebal dan tinggi serta dilindungi oleh duri yang keras dan kaku. Organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya. organisme yang tidak berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah. Contoh organisme yang punah karena seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori berusaha menjelaskan punahnya dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus punah karena jutaan tahun yang lalu sebuah meteor menabrak bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan hebat yang mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu ke atmoster. Debu tersebut menghalangi sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya, banyak tumbuhan mati. Dinosaurus yang herbivor tidak mendapatkan makanan dan mati. Dinosaurus pemakan daging yang tidak mendapat mangsa akhirnya punah.
Reproduksi (Perkembangbiakan)
Organisme
yang mempunyai tingkat reproduksi tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya apabila dibandingkan dengan
organisme yang mempunyai tingkat reproduksi rendah. Reproduksi merupakan ciri
makhluk hidup yang penting karena bertujuan melestarikan jenisnya agar tidak
punah. Terdapat dua macam reproduksi, yaitu reproduksi vegetatif
(aseksual/tidak kawin) dan reproduksi generatif ( seksual/kawin ).
Reproduksi pada Tumbuhan
Tumbuhan Tidak Berpembuluh
Reproduksi Ganggang (Alga)
- Reproduksi vegetatif, antara lain dengan membentuk zoospora. fragmentasi. dan membelah diri.
1. Dengan membentuk
.oospora ( spora keebara).berupa sel reproduksi aseksual yang memiliki flagel
(bulu cambuk), misalnya pada Chlorococcum.
2. Secara Fragmentasi,
yaitu pemotongan bagian tubuh menjadi beberapa bagian. setiap potongan tubuh
dapat berkembang menjadi organisme baru, misalnya pada Spirogyra.
3. Dengan membelah diri,
misalnya pada Navicula
- Reproduksi generatif, antara lain dengan konjusasi dan membentuk sel kelamin.
1. Konjugasi, yaitu
reproduksi generatif pada organisme yang tidak diketahui jenis kelaminnya.
Untuk membedakan jenis kelamin ditandai dengan (+) dan (-). Konjugasi diawali
dengan plasmogonu (persatuan plasma) dilanjutkan dengan kariogomi (persatuan
inti sel). Reproduksi secara konjugasi terjadi pada Spirogyra.
2. Dengan pembentukan
gamet (sel kelamin). yaitu sel telur (ovum) oleh oogonium dan sperma oleh
anteridium. misalnya pada Ulva dan Oedogonium.
Tumbuhan Berpembuluh
- Reproduksi Tumbuhan Paku
Pada
tumbuhan paku terjadi metagenesis. Tumbuhan paku merupakan generasi sporofit
yang menghasilkan spora. Daun paku dibedakan menjadi dua macam, yaitu sporofil
dan tropofil. Sporofil adalah daun yang bersifat fertil (subur), dapat
menghasilkan spora: sedangkan tropofil adalah daun yang bersifat infertil
(mandul). tidak dapat menghasilkan spora.
- Reproduksi Tumbuhan Berbiji
Reproduksi Vegetatif
Reproduksi
vegetatif pada tumbuhan berbiji dapat dibedakan menjadi dua macam. yaitu
reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan. Reproduksi
vegetatif alami adalah reproduksi vegetatjf yang terjadi secara alami (tanpa
campur tangan manusia), sedangkan reproduksi vegetatif buatan adalah reproduksi
vegetatif dengan bantuan manusia.
- Rhizoma
Rhizoma
(akar rimpang) sebenarnya adalah akar yang tumbuh mendatar dan terletak di
bawah permukaan tanah. Rhizoma berbentuk mirip akar, tetapi berbuku-buku
(beruas-ruas) seperti batang dan pada ujungnya terdapat kuncup. Pada setiap
buku terdapat daun yang berubah bentuk menjadi sisik dan di setiap ketiak sisik
terdapat tunas. Jika tunas di ujung rhizoma dan ketiak tumbuh menjadi tanaman
baru, tanaman tersebut tetap bergabung dengan tanaman induknya sehingga
membentuk rumpun. Rhizoma antara lain
ditemukan pada tanaman lengkuas, kunyit, sansiviera, dan temu lawak.
ditemukan pada tanaman lengkuas, kunyit, sansiviera, dan temu lawak.
- Geragih (Stolon)
Geragih
(stolon) adalah batang yang tumbuh menjalar di atas atau di bawah permukaan
tanah. pada geragih terdapat buku-buku dengan tunas-tunas yang dapat tumbuh
menjadi organisme baru. Di bagian bawah tunas dapat tumbuh akar-akar serabut
baru. Kuncup bagian ujung umumnya menyentuh ranah. Setelah jauh dari induknya,
ujung geragih akan membelok ke atas dan tumbuh menjadi tanaman baru yang jauh
dari induknya. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan geragih adalah
pegagan dan arbei (geragih tumbuh menjalar di atas tanah), serta rumput teki
(geragih tunbuh di barvah permukaan tanah).
- Tunas Adventif
Tunas
adventif adalah tunas yang tumbuh bukan pada ujung batang ataupun ketiak daun.
Contoh tumbuhan yang me|akukan perkembangbiakan dengan tunas adventif adalah
cocor bebek. kesemek, dan sukun.
- Umbi Lapis
Umbi
lapis adalah tunas yang mengalami modifikasi' terdiri atas batang yang sangat
pendek, dibungkus oleh daun-daun yang berdaging, dan menyerupai sisik. Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi lapis adalah bawang merah, bawang
putih, dan bakung.
- Umbi Batang
Umbi
batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah, ujungnya menggembung membentuk
umbi. Bagian ini merupakan tempat menyimpan cadangan makanan, terutama zat
tepung. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi batang adalah kentang
dan gembili. Umbi batang juga merupakan alat perkembangbiakan secara vegetatif.
Pada umbi batang dapat tumbuh mata tunas, yang dapat tumbuh menjadi tanaman
baru.
Reproduksi Generatif''
Penyerbukan
Pada
tumbuhan, sebelum terjadi proses pembuahan (fertilisasi), terjadi proses
penyerbukan/persarian (polinasi ). Pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).
Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya melekatnya serbuk sari di kepala putik.
Pada tumbuhan biji tertutup (Gymnospermae) penyerbukan adalah melekatnya serbuk
sari langsung pada bakal biji.
Tumbuhan
berumah satu adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam
satu tumbuhan. baik pada satu bunga ataupun pada bunga yang berbeda. Contoh
tumbuhan berumah satu adalah kacang-kacangan, jambu-jambuan, dan
terung-terungan.
Tumbuhan berumah dua adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam tumbuhan yang berbeda. Contoh tumbuhan berumah dua adalah salak dan pakis haji.
Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut.
Tumbuhan berumah dua adalah tumbuhan yang memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam tumbuhan yang berbeda. Contoh tumbuhan berumah dua adalah salak dan pakis haji.
Berdasarkan faktor penyebab sampainya serbuk sari di kepala putik, penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut.
- Anemogami adalah penyerbukan dengan bantuan angin. Anemogami terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran kecil; tidak mempunyai mahkota bunga atau mahkota bunganya berukuran kecil, mahkota bunga tidak berrvarna menarik atau berwarna seperti daun; tidak mempunyai kelenjar madu; tangkai bunga panjang. bunga terletak jauh di atas daun; serbuk sari kecil, sangat banyak, dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin; kedudukan benang sari bergantungan, serbuk sarinya berhamburan jika digoyang; kepala putik besar, berbulu, tangkai putik terjulur ke luar, kepala putik menyembul keluar dari bunga sehingga mudah menangkap serbuk sari. Anemogami clapat terjadi pada rumputrumputan, padi, dan jagung.
- Hidrogami adalah penyerbukan dengan bantuan air. Hidrogami dapat terjadi pada Hydrilla sp, eceng gondok, dan teratai. Penyerbukan dengan bantuan air akan terjadi jika tubuh tanarnan terendam dalam air.
- Zoidiogami adalah penyerbukan dengan bantuan hewan. Zoidiogami terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dengan ciri-ciri: bunga berukuran besar; mahkota bunga berwarna mencolok dengan aroma khas; memiliki kelenjar madu; serbuk sari bersifat lengket (mudah melekat). Zoidiogami dapat terjadi pada jambu, mangga, jeruk, dan pepaya. Zoidiogami dibedakan berdasarkan jenis hewan yang membantu penyerbukan. Misalnya. Entomogami (penyerbukan dengan bantuan serangga, antara lain lalat, kumbang, dan lebah), malakogami (penyerbukan dengan bantuan siput/bekicot), dan kiropterogani (penyerbukan dengan bantuan kelelawar).
Penyerbukan
dengan bantuan manusia (antropogami), sampainya serbuk sari ke kepala putik
dengan bantuan manusia. Hal ini terjadi karena tidak ada perantara yang
membantu penyerbukan. Penyerbukan ini dapat terjadi pada vanili dan beberapa
jenis anggrek. Penyerbukan ini dilakukan untuk mendapatkan jenis bibit baru
yang unggul. Berdasarkan asal serbuk sari yang jatuh ke kepala putik.
penyerbukan dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Penyerbukan sendiri
(autogami),
terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari
bunga itu sendiri. Jika terjadinya penyerbukan pada saat bunga masih kuncup,
disebut kleistogami.
2. Penyerbukan tetangga
(geitonogami),
terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari
bunga lain dalam satu tanaman.
3. Penyerbukan silang
(allogami),
terjadi apabila serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari
bunga tanaman lain yang termasuk satu jenis (spesies).
4. Penyerbukan bastar, terjadi apabila
serbuk sari yang jatuh ke kepala putik berasal dari benang sari bunga tanaman
lain yang sejenis, tetapi berbeda varietas, misalnya bunga mangga manalagi
diserbuki bunga mangga golek.
Reproduksi pada Hewan
Reproduksi Avertebrata
- Reproduksi Vegetatif
MembelahDiri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada Protozoa (hewan bersel satu), misalnya Amoeba, Puramaecium, dan Euglena. Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel (nukleus) rnenjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi dua nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menggenting (menyempit), diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik. dinding kista akan pecah dan individu-individu baru tersebut keluar. kemudian tumbuh dan berkembang menjadi Amoeba dewasa.
Fragmentasi
Pada fragmentasi. individu baru terbentuk dari potongan tubuh induknya. Masing-masing potongan tubuh akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planctria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria. Begitu juga ketika dipotong menjadi tiga bagian, masing-masing tumbuh dan berkembang menjadi tiga ekor cacing Planaria. Cacing Planaria bersifat hermafrodit, artinya dalam satu individu terdapat dua macam alat reproduksi, yaitu alat reproduksi jantan dan betina dan dapat melakukan reproduksi secara generatif.
Pembentukan Tunas
Contoh hervan yang melakukan reproduksi dengan membentuk tunas ialah Hydra. Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut. Pada hewan karang, tunas tumbuh di dalam tubuh, disebut tunas dalam (gemulae). Jika induk hewan karang mati, gemulae akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Sporulasi
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan spora. Contoh hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium. hewan bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria. Dalam siklus hidupnya, Plasmodium mengalami dua fase. yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina. sedangkan fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada Protozoa (hewan bersel satu), misalnya Amoeba, Puramaecium, dan Euglena. Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel (nukleus) rnenjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi dua nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menggenting (menyempit), diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik. dinding kista akan pecah dan individu-individu baru tersebut keluar. kemudian tumbuh dan berkembang menjadi Amoeba dewasa.
Fragmentasi
Pada fragmentasi. individu baru terbentuk dari potongan tubuh induknya. Masing-masing potongan tubuh akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contoh hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planctria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria. Begitu juga ketika dipotong menjadi tiga bagian, masing-masing tumbuh dan berkembang menjadi tiga ekor cacing Planaria. Cacing Planaria bersifat hermafrodit, artinya dalam satu individu terdapat dua macam alat reproduksi, yaitu alat reproduksi jantan dan betina dan dapat melakukan reproduksi secara generatif.
Pembentukan Tunas
Contoh hervan yang melakukan reproduksi dengan membentuk tunas ialah Hydra. Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi dengan tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut. Pada hewan karang, tunas tumbuh di dalam tubuh, disebut tunas dalam (gemulae). Jika induk hewan karang mati, gemulae akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.
Sporulasi
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang menghasilkan spora. Contoh hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium. hewan bersel satu yang dikenal sebagai penyebab penyakit malaria. Dalam siklus hidupnya, Plasmodium mengalami dua fase. yaitu fase generatif dan fase vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina. sedangkan fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.
- Reproduksi Generatif
Protozoa
Pada Protozoa (hewan bersel satu). reproduksi generatil terjadi dengan cara konjugasi, yaitu perkarwinan antara dua individu sejenis yang tidak diketahui jenis kelaminnya. Anggota Protozoa yang melakukan konjugasi. misalnya Paramecium caudatum.
Porifera
Porifera (hewan berpori) merupakan hewan bersel banyak hidup melekat di dasar perairan. dan bersifat hermafroidit. Meskipun mempunyai dua macam alat reproduksi. Porivera tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Dengan kata iain, untuk melakukan reproduksi tetap diperlukan dua individu. Proses reproduksi generatif Porifera adalah sebagai berikut. Ovum Porifera yang sudah masak dibuahi sperma individu lain yang sejenis. Dari hasil pembuahan ini, terbentuklah larva berflagela (berbulu cambuk). Larva berflagela tersebut keluar dari tubuh induknya melalui suatu lubang yang disebut oskulum dan berenang menjauh. Larva yang sangat kecil itu akan menempel pada suatu dasar perairan untuk tumbuh dan berkembang menjadi Porifera dewasa.
Coelenterata
Contoh anggota Coelenterata (hewan berongga) yang dapat melakukan reproduksi secara generatif adalah Hyadra. Hydra bersifat hermafrodit. Testis (alat kelamin jantan. Penghasil sperma) hydra berbentuk kerucut dan terletak pada kulit luar. sedangkan ovarium (alat kelamin betina, penghasil ovum) berupa bulatan menggelembung. Berbeda dengan Porifera, ovum Hyidra dapat dibuahi oleh sperma yang dihasilkan oleh individu yang sama. Jadi. pada Hydra dapat terjadi pembuahan sendiri. Meskipun demikian, pembuahan sendiri jarang terjadi karena waktu masak ovum dan sperma tidak bersamaan.
Pada Protozoa (hewan bersel satu). reproduksi generatil terjadi dengan cara konjugasi, yaitu perkarwinan antara dua individu sejenis yang tidak diketahui jenis kelaminnya. Anggota Protozoa yang melakukan konjugasi. misalnya Paramecium caudatum.
Porifera
Porifera (hewan berpori) merupakan hewan bersel banyak hidup melekat di dasar perairan. dan bersifat hermafroidit. Meskipun mempunyai dua macam alat reproduksi. Porivera tidak dapat melakukan reproduksi sendiri. Dengan kata iain, untuk melakukan reproduksi tetap diperlukan dua individu. Proses reproduksi generatif Porifera adalah sebagai berikut. Ovum Porifera yang sudah masak dibuahi sperma individu lain yang sejenis. Dari hasil pembuahan ini, terbentuklah larva berflagela (berbulu cambuk). Larva berflagela tersebut keluar dari tubuh induknya melalui suatu lubang yang disebut oskulum dan berenang menjauh. Larva yang sangat kecil itu akan menempel pada suatu dasar perairan untuk tumbuh dan berkembang menjadi Porifera dewasa.
Coelenterata
Contoh anggota Coelenterata (hewan berongga) yang dapat melakukan reproduksi secara generatif adalah Hyadra. Hydra bersifat hermafrodit. Testis (alat kelamin jantan. Penghasil sperma) hydra berbentuk kerucut dan terletak pada kulit luar. sedangkan ovarium (alat kelamin betina, penghasil ovum) berupa bulatan menggelembung. Berbeda dengan Porifera, ovum Hyidra dapat dibuahi oleh sperma yang dihasilkan oleh individu yang sama. Jadi. pada Hydra dapat terjadi pembuahan sendiri. Meskipun demikian, pembuahan sendiri jarang terjadi karena waktu masak ovum dan sperma tidak bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar